Tuesday, July 10, 2012

Hutan Api (hutan yang sekarat)

Pandangan langit sudah suram, menyeramkan
Kesunyian wilayah ini mulai menyesakkan
Oksigen yang nyaris berubah jadi asap dan debu
Lentera pun sedikit redup dalam terang


Kembara yang membara
mengikuti sepoi tiup angin
Harimau, Monyet, Tupai, dan Landak
Sekarang lagi sibuk mencari gua
Dan berteriak di tengah alam

O… anak manusia
Jangan kau musnahkan persinggahan kami;
Kau tebas satu persatu,
Tanpa sengaja kau buat api dengan puntung rokokmu
Peradaban kami hampir lenyap
Dan pagi pun sudah jarang kami mendengar siul dan kicau burung
Indah bunyinya
Menenangkan jiwa

Akibat ulah rakus kalian
Merak pergi
Burung Onta berlari
Kutilang sakit hati
Mereka meninggalkan kami
Karna luka yang telah akan mereka ketahui
Luka yang pedih

Api…. Api… api…
Angin… angin… angin…
Berhenti… berhenti….
Takkah kalian mendengar teriak kami yang melengking
Takkah kau melihat tangisan kami merintih
Hentikan semua aniaya dan hina ini!
Tak puaskah kalian membakar kami!

Tuhan…
Kami tersiksa…
Hendak memaksa, namun kami tiada daya
Lindungi kami
Pinta kami;
Hentikan kalian mengobarkan api diatas kepala kami
Jangan lagi kalian membuat tangis dan teriak yang lebih kencang
Dan jangan pula kalian berusaha merubah Oksigen menjadi asap dan debu
Ridwan

No comments:

Post a Comment